Kuputus nadi yang menjerat-jerat
Kenangan manis saat canduku memuai
Kuhunus dada bidang
Penuh amarah, namun sarat akan memori apik
Jejakku ingin menangkapmu
Namun naluriku berbelok arah
Gaya magnet kita lenyap
Entah ke mana kata-katamu membawanya
Aku benci mengorek ingatan
Namun lengan-lengan otak tiada lelah melakukannya
Bisakah kristal air mataku menghancurkan,
meluluh lantakan sampah-sampah hidup?
Atau mereka malah menggoreskan perih tak berguna?
Tangisku tak berguna?
Memang, karena detikku hanyut
Tak mungkin kau pudar, kau abadi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar